DESAIN ORGANISASI DALAM PEMASARAN SOSIAL
OLEH :
KELOMPOK V (LIMA)
A. Pengertian Desain Organisasi
& Struktur Organisasi
a. Desain
Organisasi
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki
desain organisasi. Desain
organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan
keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan,
dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih
ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
b. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun
organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk
mencapai sebuah tujuan.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur
organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah
organisasi.
B.
Dimensi
Desain Organisasi
Menurut
Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1)
Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang
menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu
dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
Dimensi
struktural terdiri dari:
a.
Formalisasi
Formalisasi
mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu
dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat
diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan
yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan
bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu:
Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan
formalisasi berdasarkan peraturan.
b.
Spesialisasi
Spesialisasi
hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh
pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah
diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu
spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya
mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi
dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan
yang luas.
Ada
2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1. Spesialisasi
horisontal
Spesialisasi horisontal
ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang
karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu
karyawan terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal
tingkat spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
2. Spesialisasi
vertikal
Spesialisasi vertikal
menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap
suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan,
mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas
perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan,
prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi
vertikalnya.
c.
Standarisasi
Standarisasi
menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi
menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya
koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
d.
Hierarki
Otoritas
Otoritas
merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor
(Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas
seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan
perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of
control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika
span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span
of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.
e.
Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk
pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa
diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
Berikut kompleksitas
yang dapat diukur melalui 3 diferensiasi yaitu :
1. Diferensiasi
vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen puncak
dengan bagian operasional, organisasi tersebut
semakin kompleks.
2. Diferensiasi
horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada
organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada
pada suatu organisasi yang membutuhkan
pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada
organisasi tersebut.
3.
Diferensiasi
spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara fisik.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka
semakin tinggi pula kompleksitasnya.
f.
Sentralisasi
Istilah sentralisasi
mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu
titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat
keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi
tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak
karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan
keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi lebih
terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi
akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
g.
Profesionalisme
Profesionalisme adalah level
dari pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh
karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti
training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau
jabatan pada perusahaan.
h.
Personnel
Ratio
Personel ratio menunjuk
pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.
2) Dimensi
Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu
organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan
membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
a.
Ukuran, adalah
besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi
tersebut.
b.
Teknologi
Organisasi, adalah
dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk
mengubah input organisasi menjadi output.
c.
Lingkungan, mencakup seluruh elemen di luar lingkup
organisasi. Elemen kunci mencakup
industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.
C.
Faktor
Penting dalam Mendesain Organisasi
Meskipun
banyak hal bisa mempengaruhi pilihan struktur yang tepat bagi suatu organisasi,
lima faktor berikut adalah yang paling umum: ukuran, siklus hidup, strategi,
lingkungan, dan teknologi.
Berikut
faktor yang mempengaruhi dalam mendesain organisasi :
a.
Organisasi
ukuran
Sebuah
organisasi yang lebih besar menjadi, struktur yang lebih rumit. Ketika sebuah
organisasi kecil - seperti toko ritel tunggal, sebuah perusahaan konsultan dua
orang, atau restoran - strukturnya dapat sederhana. Pada kenyataannya, jika organisasi
sangat kecil, bahkan mungkin tidak memiliki struktur formal. Alih-alih
mengikuti bagan organisasi atau fungsi pekerjaan tertentu, individu hanya
melakukan tugas-tugas berdasarkan mereka suka, tidak suka, kemampuan, dan / atau
membutuhkan. Aturan dan pedoman tidak lazim dan mungkin ada hanya untuk
memberikan parameter di mana anggota organisasi dapat membuat keputusan.
Organisasi kecil sangat sering sistem organik.
b.
Organisasi
siklus hidup
Organisasi,
seperti manusia, cenderung untuk kemajuan melalui tahapan dikenal sebagai
siklus hidup. Seperti halnya manusia, sebagian besar organisasi melalui empat
tahap berikut: kelahiran, pemuda, setengah baya, dan kematangan. Setiap tahap
memiliki karakteristik yang memiliki implikasi untuk struktur organisasi. Meskipun organisasi dapat
dilanjutkan secara berurutan melalui semua empat tahap, tidak harus. Suatu
organisasi dapat melewati sebuah fase, atau mungkin siklus kembali ke tahap
sebelumnya. Sebuah organisasi bahkan mencoba untuk mengubah posisinya dalam
siklus hidup dengan mengubah strukturnya.
c.
Strategi
Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk
menjadi selalu yang pertama di pasar dengan produk terbaru dan terbaik
(strategi diferensiasi), atau mungkin memutuskan bahwa itu akan menghasilkan
produk yang sudah di pasar lebih efisien dan lebih efektif biaya
(cost-leadership strategy). Masing-masing strategi memerlukan struktur yang
membantu organisasi mencapai tujuannya. Dengan kata lain, struktur harus sesuai
strategi. Perusahaan yang ingin menjadi yang pertama di pasar dengan
produk terbaru dan terbaik mungkin adalah organik, karena struktur organik
memungkinkan organisasi untuk merespon dengan cepat perubahan. Perusahaan yang
memilih untuk memproduksi produk yang sama lebih efisien dan efektif mungkin
akan mekanistik.
d.
Lingkungan
Lingkungan
adalah dunia di mana organisasi beroperasi, dan termasuk kondisi yang
mempengaruhi organisasi seperti ekonomi, sosial budaya, kondisi lingkungan
hukum-politik, teknologi, dan alami. Lingkungan sering digambarkan sebagai
stabil atau dinamis.
- Dalam lingkungan yang stabil,
keinginan pelanggan dipahami dengan baik dan mungkin akan tetap konsisten untuk
waktu yang relatif lama. Contoh organisasi yang menghadapi lingkungan yang
relatif stabil meliputi produsen barang-barang pokok seperti deterjen, bahan
pembersih, dan produk kertas.
- Dalam lingkungan yang dinamis,
keinginan pelanggan yang terus berubah-kebalikan dari lingkungan yang stabil.
Kondisi ini sering dianggap sebagai bergolak. Selain itu, teknologi yang
perusahaan menggunakan sementara di lingkungan ini mungkin perlu terus
ditingkatkan dan diperbarui. Contoh dari fungsi industri dalam lingkungan yang
dinamis adalah elektronik. Perubahan teknologi menciptakan tekanan kompetitif
untuk semua industri elektronik, karena seperti perubahan teknologi, begitu
juga keinginan konsumen.
e.
Teknologi
Kemajuan
teknologi adalah penyebab paling sering perubahan dalam organisasi karena
mereka umumnya menghasilkan efisiensi yang lebih besar dan biaya yang lebih
rendah bagi perusahaan. Teknologi adalah cara tugas tersebut dicapai dengan
menggunakan peralatan, perlengkapan, teknik, dan pengetahuan manusia.
D. Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini
ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan
organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan
koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain
organisasi terdiri dari:
a.
Organik
Pada organisasi yang berbentuk organic,
maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat
tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman
untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain
itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal
dalam organisasi.
b.
Mostly
Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly
organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterap kan
berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak
dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang
bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal
yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c. Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk
mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi,
tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit
atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya
komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d.
Mostly
Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat
ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat,
adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang
bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam
organisasi tersebut.
E. Peran Pemasaran dalam
Organisasi
Di dalam
suatu organisasi manajer harus menyusun suatu struktur organisasi formal yang
orang-orang serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk
melaksanakan rencana dan mencapai tujuan keseluruhan.
Berikut ini
peranan pemasaran dalam organisasi :
a.
Peran Pemasaran dalam Sektor Bisnis
Di dalam
sektor bisnis, pemasaran mulai di sadari oleh berbagai perusahaan pada waktu
yang berbeda. Ada beberapa sebagian contoh yang termasuk dalam kategori pelopor
di Asia seperti misalnya unilever, philips, dan sony. Di berbagai
negara memiliki perbedaan dalam mempraktikan pada pangsa pasarnya. Secara umum,
pemasaran cepat menyebar di perusahaan - perusahaan penghasil produk konsumen
dalam bentuk kemasan (consumer packaged-goods), dan perusahaan
penghasil produk untuk konsumen tahan lama (consumer durable-goods), dan
perusahaan barang industri. Perusahaan jasa atau pelayanan konsumen (consumer
service firm), khususnya untuk perusahaan penerbangan dan bank mereka telah
menuju pada pemasaran modern.
b.
Peran Pemasaran dalam Sektor Non-Profit
Pemasaran
semakin menarik minat organisasi non profit seperti perguruan tinggi, rumah
sakit, gereja, dan kelompok kesenian, khususnya di Negara-negara maju. Berbagai
instansi pemerintah dan lembaga non - profit swasta juga meluncurkan kampanye
pemasaran sosial untuk mengurangi merokok, minum alkohol, penggunaan obat bius,
dan hubungan seks yang tidak aman.
c.
Peran Pemasaran dalam Sektor Internasional
Perusahaan
multi nasional banyak menanamkan modalnya untuk meningkatkan kemampuan
pemasaran globalnya. Beberapa perusahaan multi nasional Eropa dan Jepang
seperti Nestle, Benetton, Unilever, Sony, dan lain sebagainya dalam
banyak hal telah memahami pemasaran secara lebih baik dan mengalahkan para
pesaingnya dari Amerika Serikat. Perusahaan multi nasional telah memperkenalkan
dan menyebarluaskan praktik pemasaran modern ke seluruh dunia. Hal ini memaksa
perusahaan-perusahaan domestik yang lebih kecil di berbagai Negara untuk
memperkuat pemasaran mereka supaya dapat bersaing secara efektif dengan
perusahaan multi nasional.
F.
Pelaksanaan
Program Pemasaran Sosial
Setelah
memehami bagaimana pemasaran
sosial membentuk struktur organisasionalnya, melaksanakan rencana pemasaran
dari dalam, di bawah, dan du luar tingkat organisasinya sendiri, sekarang
bagaimana organisasi itu dapat merencanakan rencana pemasaran sosial secara
efektif, dalam konteks pelaksanaan ini berlaku dua hal secara ganda baik
sebagai suatu proses maupun sebagai perangkat keterampilan.
1.
Pelaksanaan
sebagai
Proses
Proses
pelaksanaan
terdiri dari satu seri langkah-langkah. Proses ini digambarkan dengan
menggunakan definisi empat langkah Hosmer misalnya untuk memantau penolakan
peraturan keuangan kampanye.
v - 4 (empat) langkah pelaksanaan
Hosmer tersebut adalah:
a. Sasaran
tugas atau fungsi yang spesifik.
b. Mengembangkan
kebijaksanaan fungsional dan prosedur standar.
c. Menyusun
desain program fungsional dan rencana anggran penunjang.
d. Mengadakan
tindakan-tindakan yang cepat dan yang diperlukan dalam memulai dan memelihara
program sasaran fungsional spesifik.
2.
Sasaran
Fungsional
Gunakanlah
uraian tugas atau fungsi yang bernutu dari suatu kampanye tingkat tertentu yang
sudah melangkah sebelumnya. Sasaran merupakan “hasilnya” dimana unit-unit
fungsional dan teknis itu diharapkan melangsungkan kegiatannya pada waktu yang
ditentukan mendatang.
3.
Kebijakan
Fungsional dan Prosedur Standar
Pemasar
sosial harus menetapkan kebijaksanaan fungsional dan prosedur standar yang
jelas. Kebijaksanaan fungsional menginformasikan kepada perencana bagaimana
menntukan sarana-sarana untuk mencapai sasaran fungsional. Prosedur standar
menjelaskan kepada meraka bagaimana caranya mengambil tindakan dalam
keputusan-keputusan itu. Kedua elemen ini menjelaskan kebijakan manajemen
konvensional tentang bagaimana menjawab situasi yang berulang dilapangan.
Kebijakan dan prosedur
ini juga menolong para pemasar sosial mengkoordinasikan upaya-upya departemen
lainnya.
4.
Program
Fungsional dan rencana Anggaran
Pada
langkah ini, para pemasar sosial menjelaskan secara teliti kegiatan spesifiknya
sehingga unit pemasar sosial dan masing-masing departeman harus bertindak
mencapai sasaran fungsional meraka di dalam kerangka penggarisan kebijaksanaan
yang telah dirancang. Pelaksanaan kegiatan ini, menetapkan program fungsional
yang berbeda-beda. Kemudian para pemasar sosial dapat bergerak dan dapat
memilah-milah serta mengalokasikan sumber-sumber yang diperlukan untuk
sekaligus merumuskan rencana anggaran tiap-tiap unit fungsional.
Penyampaian
kegiatan-kegiatan yang spesifik dengan tingkat anggaran yang diperlukan,
mengandung suatu yang mendesak dari hal-hal yang penting kegiatan adalah alat
atau sarana untuk mencapai sasaran, tetapi kegiatan ini memakan biaya. Hal lain
yang ditekankan bahwa seperangkat kegiatan harus dilaksanakan melalui aktifitas
lain yang melibatkan departemen lain. Konsep dan praktek koordinasi menghadapi
batu ujian dalam langkahnya.
5.
Tindakan
Pemrakarsaan dan pengukuhan (initiating dan substaining)
Langkah
terakhir dalam pelaksanaan proses, tegasnya bukanlah suatu langkah, tetapi
tindakan berantai yang berkesinambungan. Hal itu meliputi pelaksanaan tindakan
permulaan yang diperlukan diikuti oleh tindakan penguatan dan pengukuran.
Tindakan permulaan berkaitan dengan seperangkat kegiatan yang dirancang pada
langkah sebelunnya. Mereka “berangkat” dengan kegiatan ini dan bermula dari
kegiatan ini pula memulai tugas-tugas pelaksanaannya.
6.
Pelaksanaan
sebagai Suatu Keterampilan
Pelaksanaan
kegiatan juga bergantung kepada keterampilan kepemimpinan. Keretampilan ini
sudah dijelaskan dari beberapa perspektif. Diidentifikasikan empat keterampilan
primer dalam pelaksanaan yang efektif.
a. Pengalokasian
Keterampilan
Mengetahui hal-hal yang
harus dialokasikan dimana dan untuk kegiatan apa, fungsi-fungsinya, serta
memprogramkan alokasi sumber-sumber (waktu, keuangan dan personal).
b. Pemantauan
Keterampilan
Mengetahui cara-cara
memperoleh umpan balik dari hasil-hasil tindakan pemasaran sosial dan cara
berbuat sesuatu mengenai mereka.
ANGGOTA
KELOMPOK V (LIMA)
NAMA
|
STAMBUK
|
1.
RAHMI FAUZIAH (REG)
2.
WD. KASRAWATI (REG)
3.
FALFRISDA DAKKA (REG)
4.
NUR INTAN (REG)
5.
KASMAWATI
6.
FADILAH RISKI
7.
IIN MAYASARI
8.
DEBY INDAH P.
9.
SRI PUTRI AYU
10.
WAHYU ANIS
11.
EBI MURIANTI
12.
MIRAWATI
13.
NINGRUM ANGGRIA SARI
14.
FRISKA JANUARSIH
15.
NURLELA WIYANSARI
16.
TIEN HUSAENI
17.
SITINAH
|
F1
D2 10 086
F1
D2 10 012
F1
D2 10 072
F1
D2 10 084
F2
DA 10 023
F2
DA 10 037
F2
DA 10 100
F2
DA 10 092
F2
DA 10 090
F2
DA 10 097
F2
DA 10 097
F2
DA 10 040
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar