Senin, 26 November 2012

PEMASARAN SOSIAL

DESAIN ORGANISASI DALAM PEMASARAN SOSIAL

OLEH :
KELOMPOK V (LIMA)


A.       Pengertian Desain Organisasi & Struktur Organisasi
a.      Desain Organisasi
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi. Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
       b. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi.

B.     Dimensi Desain Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1)        Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
Dimensi struktural terdiri dari:
a.      Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b.      Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas.
Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1.      Spesialisasi horisontal
Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
2.      Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.

c.       Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).
d.      Hierarki Otoritas
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.
e.       Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
Berikut kompleksitas yang dapat diukur melalui 3 diferensiasi yaitu :
1.       Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi tersebut semakin kompleks.
2.       Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi tersebut.
3.       Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara fisik. Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.

f.        Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
g.      Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
h.      Personnel Ratio
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.

2)      Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
a.         Ukuran, adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
b.         Teknologi Organisasi,  adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
c.         Lingkungan,  mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.

C.    Faktor Penting dalam Mendesain Organisasi
Meskipun banyak hal bisa mempengaruhi pilihan struktur yang tepat bagi suatu organisasi, lima faktor berikut adalah yang paling umum: ukuran, siklus hidup, strategi, lingkungan, dan teknologi.
Berikut faktor yang mempengaruhi dalam mendesain organisasi :
a.         Organisasi ukuran
Sebuah organisasi yang lebih besar menjadi, struktur yang lebih rumit. Ketika sebuah organisasi kecil - seperti toko ritel tunggal, sebuah perusahaan konsultan dua orang, atau restoran - strukturnya dapat sederhana. Pada kenyataannya, jika organisasi sangat kecil, bahkan mungkin tidak memiliki struktur formal. Alih-alih mengikuti bagan organisasi atau fungsi pekerjaan tertentu, individu hanya melakukan tugas-tugas berdasarkan mereka suka, tidak suka, kemampuan, dan / atau membutuhkan. Aturan dan pedoman tidak lazim dan mungkin ada hanya untuk memberikan parameter di mana anggota organisasi dapat membuat keputusan. Organisasi kecil sangat sering sistem organik.

b.         Organisasi siklus hidup
Organisasi, seperti manusia, cenderung untuk kemajuan melalui tahapan dikenal sebagai siklus hidup. Seperti halnya manusia, sebagian besar organisasi melalui empat tahap berikut: kelahiran, pemuda, setengah baya, dan kematangan. Setiap tahap memiliki karakteristik yang memiliki implikasi untuk struktur organisasi. Meskipun organisasi dapat dilanjutkan secara berurutan melalui semua empat tahap, tidak harus. Suatu organisasi dapat melewati sebuah fase, atau mungkin siklus kembali ke tahap sebelumnya. Sebuah organisasi bahkan mencoba untuk mengubah posisinya dalam siklus hidup dengan mengubah strukturnya.

c.         Strategi
 Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk menjadi selalu yang pertama di pasar dengan produk terbaru dan terbaik (strategi diferensiasi), atau mungkin memutuskan bahwa itu akan menghasilkan produk yang sudah di pasar lebih efisien dan lebih efektif biaya (cost-leadership strategy). Masing-masing strategi memerlukan struktur yang membantu organisasi mencapai tujuannya. Dengan kata lain, struktur harus sesuai strategi.  Perusahaan yang ingin menjadi yang pertama di pasar dengan produk terbaru dan terbaik mungkin adalah organik, karena struktur organik memungkinkan organisasi untuk merespon dengan cepat perubahan. Perusahaan yang memilih untuk memproduksi produk yang sama lebih efisien dan efektif mungkin akan mekanistik.

d.         Lingkungan
Lingkungan adalah dunia di mana organisasi beroperasi, dan termasuk kondisi yang mempengaruhi organisasi seperti ekonomi, sosial budaya, kondisi lingkungan hukum-politik, teknologi, dan alami. Lingkungan sering digambarkan sebagai stabil atau dinamis. 
-   Dalam lingkungan yang stabil, keinginan pelanggan dipahami dengan baik dan mungkin akan tetap konsisten untuk waktu yang relatif lama. Contoh organisasi yang menghadapi lingkungan yang relatif stabil meliputi produsen barang-barang pokok seperti deterjen, bahan pembersih, dan produk kertas.
-     Dalam lingkungan yang dinamis, keinginan pelanggan yang terus berubah-kebalikan dari lingkungan yang stabil. Kondisi ini sering dianggap sebagai bergolak. Selain itu, teknologi yang perusahaan menggunakan sementara di lingkungan ini mungkin perlu terus ditingkatkan dan diperbarui. Contoh dari fungsi industri dalam lingkungan yang dinamis adalah elektronik. Perubahan teknologi menciptakan tekanan kompetitif untuk semua industri elektronik, karena seperti perubahan teknologi, begitu juga keinginan konsumen.

e.         Teknologi
Kemajuan teknologi adalah penyebab paling sering perubahan dalam organisasi karena mereka umumnya menghasilkan efisiensi yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah bagi perusahaan. Teknologi adalah cara tugas tersebut dicapai dengan menggunakan peralatan, perlengkapan, teknik, dan pengetahuan manusia.


D.     Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
a.      Organik
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b.      Mostly Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterap kan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c.       Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d.      Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut.

E.       Peran Pemasaran dalam Organisasi
Di dalam suatu organisasi manajer harus menyusun suatu struktur organisasi formal yang orang-orang serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan keseluruhan.
Berikut ini peranan pemasaran dalam organisasi : 
a.       Peran Pemasaran dalam Sektor Bisnis 
Di dalam sektor bisnis, pemasaran mulai di sadari oleh berbagai perusahaan pada waktu yang berbeda. Ada beberapa sebagian contoh yang termasuk dalam kategori pelopor di Asia seperti misalnya unilever, philips, dan sony. Di berbagai negara memiliki perbedaan dalam mempraktikan pada pangsa pasarnya. Secara umum, pemasaran cepat menyebar di perusahaan - perusahaan penghasil produk konsumen dalam bentuk kemasan (consumer packaged-goods), dan perusahaan penghasil produk untuk konsumen tahan lama (consumer durable-goods), dan perusahaan barang industri. Perusahaan jasa atau pelayanan konsumen  (consumer service firm), khususnya untuk perusahaan penerbangan dan bank mereka telah menuju pada pemasaran modern. 
b.      Peran Pemasaran dalam Sektor Non-Profit 
Pemasaran semakin menarik minat organisasi non profit seperti perguruan tinggi, rumah sakit, gereja, dan kelompok kesenian, khususnya di Negara-negara maju. Berbagai instansi pemerintah dan lembaga non - profit swasta juga meluncurkan kampanye pemasaran sosial untuk mengurangi merokok, minum alkohol, penggunaan obat bius, dan hubungan seks yang tidak aman. 
c.       Peran Pemasaran dalam Sektor Internasional  
Perusahaan multi nasional banyak menanamkan modalnya untuk meningkatkan kemampuan pemasaran globalnya. Beberapa perusahaan multi nasional Eropa dan Jepang seperti Nestle, Benetton, Unilever, Sony, dan lain sebagainya dalam banyak hal telah memahami pemasaran secara lebih baik dan mengalahkan para pesaingnya dari Amerika Serikat. Perusahaan multi nasional telah memperkenalkan dan menyebarluaskan praktik pemasaran modern ke seluruh dunia. Hal ini memaksa perusahaan-perusahaan domestik yang lebih kecil di berbagai Negara untuk memperkuat pemasaran mereka supaya dapat bersaing secara efektif dengan perusahaan multi nasional.

F.       Pelaksanaan Program Pemasaran Sosial
Setelah memehami bagaimana pemasaran sosial membentuk struktur organisasionalnya, melaksanakan rencana pemasaran dari dalam, di bawah, dan du luar tingkat organisasinya sendiri, sekarang bagaimana organisasi itu dapat merencanakan rencana pemasaran sosial secara efektif, dalam konteks pelaksanaan ini berlaku dua hal secara ganda baik sebagai suatu proses maupun sebagai perangkat keterampilan.
1.      Pelaksanaan sebagai Proses
Proses pelaksanaan terdiri dari satu seri langkah-langkah. Proses ini digambarkan dengan menggunakan definisi empat langkah Hosmer misalnya untuk memantau penolakan peraturan keuangan kampanye.
v                   - 4 (empat) langkah pelaksanaan Hosmer tersebut adalah:
a.       Sasaran tugas atau fungsi yang spesifik.
b.      Mengembangkan kebijaksanaan fungsional dan prosedur standar.
c.       Menyusun desain program fungsional dan rencana anggran penunjang.
d.      Mengadakan tindakan-tindakan yang cepat dan yang diperlukan dalam memulai dan memelihara program sasaran fungsional spesifik.

2.      Sasaran Fungsional
Gunakanlah uraian tugas atau fungsi yang bernutu dari suatu kampanye tingkat tertentu yang sudah melangkah sebelumnya. Sasaran merupakan “hasilnya” dimana unit-unit fungsional dan teknis itu diharapkan melangsungkan kegiatannya pada waktu yang ditentukan mendatang.

3.      Kebijakan Fungsional dan Prosedur Standar
Pemasar sosial harus menetapkan kebijaksanaan fungsional dan prosedur standar yang jelas. Kebijaksanaan fungsional menginformasikan kepada perencana bagaimana menntukan sarana-sarana untuk mencapai sasaran fungsional. Prosedur standar menjelaskan kepada meraka bagaimana caranya mengambil tindakan dalam keputusan-keputusan itu. Kedua elemen ini menjelaskan kebijakan manajemen konvensional tentang bagaimana menjawab situasi yang berulang dilapangan.
Kebijakan dan prosedur ini juga menolong para pemasar sosial mengkoordinasikan upaya-upya departemen lainnya.

4.      Program Fungsional dan rencana Anggaran
Pada langkah ini, para pemasar sosial menjelaskan secara teliti kegiatan spesifiknya sehingga unit pemasar sosial dan masing-masing departeman harus bertindak mencapai sasaran fungsional meraka di dalam kerangka penggarisan kebijaksanaan yang telah dirancang. Pelaksanaan kegiatan ini, menetapkan program fungsional yang berbeda-beda. Kemudian para pemasar sosial dapat bergerak dan dapat memilah-milah serta mengalokasikan sumber-sumber yang diperlukan untuk sekaligus merumuskan rencana anggaran tiap-tiap unit fungsional.
Penyampaian kegiatan-kegiatan yang spesifik dengan tingkat anggaran yang diperlukan, mengandung suatu yang mendesak dari hal-hal yang penting kegiatan adalah alat atau sarana untuk mencapai sasaran, tetapi kegiatan ini memakan biaya. Hal lain yang ditekankan bahwa seperangkat kegiatan harus dilaksanakan melalui aktifitas lain yang melibatkan departemen lain. Konsep dan praktek koordinasi menghadapi batu ujian dalam langkahnya.

5.      Tindakan Pemrakarsaan dan pengukuhan (initiating dan substaining)
Langkah terakhir dalam pelaksanaan proses, tegasnya bukanlah suatu langkah, tetapi tindakan berantai yang berkesinambungan. Hal itu meliputi pelaksanaan tindakan permulaan yang diperlukan diikuti oleh tindakan penguatan dan pengukuran. Tindakan permulaan berkaitan dengan seperangkat kegiatan yang dirancang pada langkah sebelunnya. Mereka “berangkat” dengan kegiatan ini dan bermula dari kegiatan ini pula memulai tugas-tugas pelaksanaannya.

6.      Pelaksanaan sebagai Suatu Keterampilan
Pelaksanaan kegiatan juga bergantung kepada keterampilan kepemimpinan. Keretampilan ini sudah dijelaskan dari beberapa perspektif. Diidentifikasikan empat keterampilan primer dalam pelaksanaan yang efektif.
a.       Pengalokasian Keterampilan
Mengetahui hal-hal yang harus dialokasikan dimana dan untuk kegiatan apa, fungsi-fungsinya, serta memprogramkan alokasi sumber-sumber (waktu, keuangan dan personal).

b.      Pemantauan Keterampilan
Mengetahui cara-cara memperoleh umpan balik dari hasil-hasil tindakan pemasaran sosial dan cara berbuat sesuatu mengenai mereka.


ANGGOTA KELOMPOK V (LIMA) 
NAMA
STAMBUK
1.      RAHMI FAUZIAH (REG)
2.      WD. KASRAWATI (REG)
3.      FALFRISDA DAKKA (REG)
4.      NUR INTAN (REG)
5.      KASMAWATI
6.      FADILAH RISKI
7.      IIN MAYASARI
8.      DEBY INDAH P.
9.      SRI PUTRI AYU
10.  WAHYU ANIS
11.  EBI MURIANTI
12.  MIRAWATI
13.  NINGRUM ANGGRIA SARI
14.  FRISKA JANUARSIH
15.  NURLELA WIYANSARI
16.  TIEN HUSAENI
17.  SITINAH


F1 D2 10 086
F1 D2 10 012
F1 D2 10 072
F1 D2 10 084
F2 DA 10 023
F2 DA 10 037
F2 DA 10 100
F2 DA 10 092
F2 DA 10 090
F2 DA 10 097
F2 DA 10 097
F2 DA 10 040